Tetirah ke Istana Raja, Taman Ujung Soekasada-Karangasem

Minggu, 19 Mei 2013



Pekan lalu ( minggu 12) kita abis jalan-jalan ke Bali Timur, ceritanya lagi ada saudara yang berlibur ke mari. Dese sih pergi sama rombongan kantor mamanya, tapi kita culik untuk stay beberapa hari  di tempat kami. Biar tidak biasa, jadi kita ajak ke obyek wisata yang jauhan dikit. Kira-Kira 2 jam jika meluncur dari Denpasar.

Ke Bali Timur ini bisa dapat tiga obyek wisata sekaligus. Kebanyakan sih pantai. Dan kami paling suka dengan lokasi ini : Taman Ujung Soekasada, Karangasem. Ini jejak kejayaan kerajaan Karangasem. Lupita siapa nama lengkap Rajanya, padahal ditulis gede ditembok hihihi (silakan gugling). Setelah diperbaiki oleh Pemkab setempat, tempat ini jadi lebih cantik dan menawan. Selain buat tempat tetirah, tempat ini juga kondang untuk lokasi pre wedding. Taman airnya mengingatkan pada Taman Sari Jogjakarta. Berhubung kami dulu ga pre wed di sini, jadi ini adalah foto lawas wed aja deh. Here the pics :
.



nyender dulu ah

ini view kalo diliat dari atas

yang belakang lagi pre wed



Buat penggemar Smash atau yang pernah sekilas liat video klip terbarunya, mereka syuting di Taman ini loh. Tepatnya di pic no.3 itu, tempat pasangan pre wed lagi kiss hehehe. Bangunan ini mirip sisa-sisa reruntuhan gitu sih menurut eikeh. Mengingatkan seperti Acropolis di Yunani (macam pernah ke sana aja). Dari lokasi paling atas itu, kita bisa liat keseluruhan area Taman Ujung dan liat laut di ujung sana. 

keliatan luas ya

Kita bisa jalan menyusuri jembatan yang menghubungkan satu bangunan dan bangunan lain dalam kolam air. Bangunan yang paling besar di tengah-tengah kolam itu merupakan tempat raja menerima tamu, dan kamar pribadi. Tapi kita bisa liat-liat secara bebas seperti museum gitu.

Indah kan

Jika capek, bisa tuh duduk di rerumputan depan kolam sambil kasi makan ikan yang gede-gede. Sayang kami gak bawa rantang, dan termos kopi, hahahahhaa . Kapan-kapan kalo ke sana lagi mau bawa ah. Oh ya utuk anak-anak bisa sewa perahu untuk keliling kolam. Sewa perahu bisa nego. Murah meriah.

ikannya rakus-rakus


Taman yang rapi dan cantik

Kalo pic yang di bawah ini hasil jepretan saudara eikeh, kebetulan hobi fotografi dan sukanya hunting foto :



Bukan pre wed, tapi lawas wed hahaha

kepanasan, mukanya jadi merah membahana

Tiket masuk ke taman ini murah cuma Rp 5 ribu. Kalo untuk pemotretan pre wedding, ada tarifnya juga sih. Privilege-nya sih oke bisa bawa mobil masuk keliling ke taman ini. Kebayang dong ya kalo dandanan heboh pake high heels, muter-muter cari lokasi bisa-bisa encok (lu aja kali Jen, hahaa) Tapi ada juga sih yang irit, seperti di begron di foto kami itu. Cuma calon pengantin sama fotografer, calon pengantin lakinya nggeret-nggeret koper, yang perempuan rempong ma gaun sama nenteng selop hak tinggi. 

Kabupaten Karangasem ini bersejarah juga buat si-bapak. Waktu awal kerja beberapa taon lalu, dese pernah ditugaskan di sini. Setiap sabtu malam, kabur ke Denpasar ngapelin eikeh. Jauh juga sih, apalagi dulu jalannya belum semulus sekarang. Kalo saat ini udah dibuatin semacam by pass jadi bisa wuss-wuss. Tempat kosnya dulu lumayan deket sama Taman Ujung. But believe it or not, ini adalah kunjungan pertama eikeh ke Taman Ujung. Beberapa kilo sebelum masuk Taman Ujung, sebaiknya berkendara dengan kecepatan rendah karena banyak monyet yang main-main di pinggir jalan. Kalo berani bisa brenti sebentar untuk kasi makan monyet. 


*dandan ala duta wisata Karangasem

selamat berhari minggu

Amsterdam Arena; Siasat Lahan Sempit Belanda



oleh : Jeni Wahyu Sri Lestari


Belanda dikenal sebagai salah satu Negara besar dalam sejarah sepak bola dunia. Prestasi yang ditorehkan para pemainnya mengagumkan. Belanda memiliki pemain legendaris Johan Cryuff yang dikagumi seluruh dunia.  Satu lagi yang melengkapi kepopuleran sepak bola Belanda, yakni stadion Amsterdam Arena.   


Stadion utama di negeri kincir angin dan tepat berada di jantung Amsterdam  itu menggunakan  teknologi rancang bangun yang out of the box, dan ekstrim di mata saya. Ya, stadion yang diresmikan pada 14 Agustus 1996 oleh Ratu Beatrix itu dibangun di atas jalan raya. Jika kita lihat dari atas, jalan raya nampak menembus perut Amsterdam Arena dengan lalu lalang kendaraan.  


Alasan dibangunnya Amsterdam Arena di atas jalan raya ini karena keterbatasan lahan. Seperti kita ketahui, Belanda merupakan negara yang wilayahnya tidak luas. Yakni hanya 41. 526 km2 (bandingkan dengan wilayah Indonesia yang memiliki luas 1. 919.440 km2). Untuk wilayah Amsterdam, memiliki luas Munisipalitas/Kota 219 km2, Daratan 166 km2, Perairan 53 km2, dan Metro seluas 1.815 km2. 


Pada mulanya stadion tersebut dibangun agar Belanda dapat menyelenggarakan even-even olahraga besar seperti olimpiade. Konstruksi Amsterdam Arena dikerjakan oleh Ballast Nedam dan Royal BAM Group. Pondasi pertama diletakkan pada 26 November 1993, dan pembangunan titik tertinggi dicapai  pada 24 Februari 1995 setelah konstruksi atap didirikan. Diarsiteki oleh Rob Schuurman dan Sjoerd Soeters, dana yang dibenamkan untuk pembangunan stadion tersebut sekitar 140 juta Euro. Amsterdam Arena memiliki kapasitas 52 ribu kursi untuk pertandingan sepak bola dan 68 ribu penonton jika digelar konser musik. Pada 13 Maret 1996, untuk pertama kalinya the fly over dari jalan umum dengan fasilitas parkir dibuka untuk umum.  



View Amsterdam Arena dari atas
 
Amsterdam Arena saat malam



Kandang klub Ajax Amsterdam itu menjadi stadion pertama di Eropa yang menggunakan teknologi mobile roof, yaitu atap yang bisa dibuka dan ditutup secara mekanik. Dengan mobile roof, tidak masalah apapun cuacanya , karena buka tutup atap stadion  tinggal menyesuaikan.  


Bagi saya yang menarik adalah kecerdikan Belanda dalam merancang dan membangun fasilitas publik yang dimilikinya. Belanda mampu melakukan multifungsi lahan; menyatukan Amsterdam Arena dan jalan raya yang melintasi stadion namun tetap dengan fungsinya masing-masing. 


Pengalaman menunjukkan, sejumlah pembangunan fasilitas publik di Indonesia berujung pada mubazir. Gedung dibangun untuk menyambut even tertentu. Ketika even berakhir, gedung tidak digunakan lagi dan menjadi tidak terawat. Sementara investasi besar untuk pembangunan tersebut sudah dikeluarkan. 

Koninkrijk der Nederlanden (Kerajaan Tanah Rendah) membuktikan bahwa kreatifitas tidak pernah kering untuk menyiasati kekurangan yang ada. Menurut saya apa yang dilakukan Belanda ini merupakan sindiran sekaligus cambuk bagi kita. Bagaimana tidak, Belanda yang mungil itu melakukan pembangunan fasilitas publik, yakni sarana olahraga yang megah, fungsional dan menjadi kebanggaan negaranya. Belanda pun memberikan fakta di wilayahnya yang sempit itu tata kotanya tetap terlihat rapi, teratur, cantik dan nyaman. Mestinya Indonesia yang merupakan negara besar dengan aset sumber daya alam yang melimpah mampu berbuat lebih.

Referensi :

http://en.wikipedia.org/wiki/Amsterdam_Arena
http://www.worldstadiums.com › EuropeNetherlands
http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda
http://www.worldstadiums.com > HOME > architecture > Stadium Design
http:// lipsus.kontan.co.id/v2/wisata/read/
http://commons.wikimedia.org