oleh : Jeni Wahyu Sri Lestari
Belanda dikenal sebagai
salah satu Negara besar dalam sejarah sepak bola dunia. Prestasi yang
ditorehkan para pemainnya mengagumkan. Belanda memiliki pemain legendaris Johan
Cryuff yang dikagumi seluruh dunia. Satu
lagi yang melengkapi kepopuleran sepak bola Belanda, yakni stadion Amsterdam
Arena.
Stadion utama di negeri
kincir angin dan tepat berada di jantung Amsterdam itu menggunakan teknologi rancang bangun yang out of the
box, dan ekstrim di mata saya. Ya, stadion yang diresmikan pada 14 Agustus
1996 oleh Ratu Beatrix itu dibangun di atas jalan raya. Jika kita lihat dari
atas, jalan raya nampak menembus perut Amsterdam Arena dengan lalu lalang
kendaraan.
Alasan dibangunnya
Amsterdam Arena di atas jalan raya ini karena keterbatasan lahan. Seperti kita
ketahui, Belanda merupakan negara yang wilayahnya tidak luas. Yakni hanya 41.
526 km2 (bandingkan dengan wilayah Indonesia yang memiliki luas 1. 919.440
km2). Untuk wilayah Amsterdam, memiliki luas Munisipalitas/Kota 219 km2, Daratan
166 km2, Perairan 53 km2, dan Metro seluas 1.815 km2.
Pada mulanya stadion tersebut
dibangun agar Belanda dapat menyelenggarakan even-even olahraga besar seperti olimpiade. Konstruksi Amsterdam Arena
dikerjakan oleh Ballast Nedam dan Royal BAM Group. Pondasi pertama diletakkan
pada 26 November 1993, dan pembangunan titik tertinggi dicapai pada 24 Februari 1995 setelah konstruksi atap
didirikan. Diarsiteki oleh Rob Schuurman dan Sjoerd Soeters, dana yang
dibenamkan untuk pembangunan stadion tersebut sekitar 140 juta Euro. Amsterdam
Arena memiliki kapasitas 52 ribu kursi untuk pertandingan sepak bola dan 68
ribu penonton jika digelar konser musik. Pada 13 Maret 1996, untuk pertama kalinya
the fly over dari jalan umum dengan fasilitas parkir dibuka untuk umum.
View Amsterdam Arena dari atas |
Kandang klub Ajax
Amsterdam itu menjadi stadion pertama di Eropa yang menggunakan teknologi mobile
roof, yaitu atap yang bisa dibuka dan ditutup secara mekanik. Dengan mobile
roof, tidak masalah apapun cuacanya , karena buka tutup atap stadion tinggal menyesuaikan.
Bagi saya yang menarik adalah
kecerdikan Belanda dalam merancang dan membangun fasilitas publik yang dimilikinya.
Belanda mampu melakukan multifungsi lahan; menyatukan Amsterdam Arena dan jalan
raya yang melintasi stadion namun tetap dengan fungsinya masing-masing.
Pengalaman menunjukkan,
sejumlah pembangunan fasilitas publik di Indonesia berujung pada mubazir. Gedung
dibangun untuk menyambut even tertentu. Ketika even berakhir, gedung tidak digunakan
lagi dan menjadi tidak terawat. Sementara investasi besar untuk pembangunan tersebut
sudah dikeluarkan.
Koninkrijk der Nederlanden
(Kerajaan Tanah Rendah) membuktikan bahwa kreatifitas tidak pernah kering untuk
menyiasati kekurangan yang ada. Menurut saya apa yang dilakukan Belanda ini merupakan
sindiran sekaligus cambuk bagi kita. Bagaimana tidak, Belanda yang mungil itu melakukan
pembangunan fasilitas publik, yakni sarana olahraga yang megah, fungsional dan
menjadi kebanggaan negaranya. Belanda pun memberikan fakta di wilayahnya yang sempit
itu tata kotanya tetap terlihat rapi, teratur, cantik dan nyaman. Mestinya Indonesia
yang merupakan negara besar dengan aset sumber daya alam yang melimpah mampu berbuat
lebih.
Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Amsterdam_Arena
http://www.worldstadiums.com
› Europe › Netherlands
http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda
http://www.worldstadiums.com > HOME >
architecture > Stadium Design
http:// lipsus.kontan.co.id/v2/wisata/read/
http://commons.wikimedia.org
jadi... kapan dikau mengajakku ke Amsterdam Jeng??
BalasHapusyuk..kita backpackingan berdua???
Aaamiin... someday ya kita Insya Allah sampai di sana
BalasHapus