Merindukan Jogja

 Denpasar, 14 Januari 2014

...pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, setiap sudut menyapaku bersahabat... (thank you Reza,  lagu kirimanmu ini ost ngeblog perdanaku di  2014). 

Sedang kangen Jogja ga kelar-kelar sejak beberapa waktu lalu. Ada tumpukan rindu tentang kota itu :) Intinya sedang pengen liburan sih. Tapi yang diajakin liburan lagi sibuk maksimal sampai pertengahan Februari. Jadi ? mudah-mudahan bisa liburan ke sana berdua, soon. Kalau pergi sendiri, gimana yah,  mungkin bakalan garing.

Akhir 2004, cuss dari Jogja. Wisuda di September, niat hati pengen kerja di Jogja atau Jakarta. Tapi ya gitu deh, ga lolos tes. Dan diminta pulang sama ortu karena mereka mau berangkat haji di awal 2005. Balik deh ke Bali, hunting kerja, dan ternyata ketrima kerja plus dapat pacar.

April 2007, ke Jogja, ga bisa santai juga perginya. Cuma izin 2 hari dari kantor dalam rangka kondangan teman kos di Temanggung (udah pernah aku ceritakan di blog). Ke Jogjanya cuma mampir beli oleh-oleh. Ga sempat tuh yang namanya melipir ke sana-sini. 

Mei 2010, Jogja lagi, ini juga sebentar, dan tetap temanya kondangan kali ini ke sahabat kuliah di Bantul (udah pernah aku tulis cerita lengkapnya).

Tahun 2013, acara liburan full  di  Bali. Tahun ini boleh dong ngarep bisa liburan ke Jogja. Don't u know how i miss Jogja super much.

Empat tahun di Jogja :

1.Kos

Pindah kos cuma dua kali. Soalnya ga hobi pindah kos yang kayak kucing beranak itu, hahahaha. Kalau suka satu tempat, ya sudah kita coba setia. Selama di Jogja, aku tinggal bareng sama saudara kembarku.  Pertama kali kos di jalan Bausasran, dekat stasiun Lempuyangan.  Yang cariin kos, anak temannya Mama yang pacarnya kuliah di UGM. Kurang lebih 2 bulan kos di tempat itu untuk ikutan UMPTN (dan ga lolos),  sama daftar di UMY (tau kan kepanjangannya apa).

Setelah ketrima di UMY, pindahanlah kami ke kos yang tepatnya di kawasan jalur utama, jalan Brigjen  Katamso. Paling berkesan di kos ini. Ibu kos yang  guru SMA itu protect sama anak-anak kos. Teman cowok ga boleh masuk kamar kos. Kalau bertamu, cukup sampai teras yang merangkap garasi motor dan ruang tamu. Nama kos-nya aja, asrama putri Harum Al-Wardah. Padahal bukan asrama, hehehe. Hampir 4 tahun tinggal di kos hijau (pagernya hijau) , "prestasi" banget deh aku ga pernah diapelin pacar, karena memang ga punya. Kos hijau ini cukup bersejarah bagiku, karena ga cuma teman biasa cowok-cewek, tapi mulai  gebetan zaman dodol, teman yang pernah php (dulu ga ada ya istilah ginian), gebetan, hingga teman yang kemudian jadi sahabat merangkap teman curcol nyampe dengan selamat ke kosku itu :) . (sungkem sama suami karena di poin ini dia belum tercatat, hahaha-maap ya sayang). 

Semoga ada waktu untuk bisa singgah ke kosku ini.

2. Kampus

Cita-cita ketrima di UGM atau Unpad. Tapi berjodohnya kuliah di kampus UMY. Jurusannya memang keinginanku banget. Karena, pengen kerja di Deplu (dulu) supaya bisa dinas luar negeri *ngayalnya ketinggian. Belakangan, dan sampe sekarang belum pernah sempat ikutan tes cpns di Kemenlu. 

Kalau cerita kampus, standar ya ketemu teman-teman baru, punya teman main baru, ikut organisasi, jatuh hati beberapa kali dan pernah patah hati saat lagi skripsi. Patah hatinya malah bukan karena pacar (kan ga pernah punya pacar) tapi sama ada-lah, hahahaha...

Yang aku suka sedih itu karena ga punya dokumentasi saat wisuda. Ga ada foto sama mama-papa (nangis). Seksi dokumentasi waktu itu kakak sepupu dari Surabaya. Sayangnya, kata dia ga sengaja terbakar sebelum dicetak. Ada sih foto dari kampus tapi tampak muka dari samping sama foto scan yang entah di mana sekarang.

Makanya pengen kalau ada kesempatan bisa kuliah lagi, supaya bisa bikin foto-foto yang oke *alasan cetek ya...krik-krik-krik

3. Teman

Teman biasa selama di Jogja boleh datang dan pergi. Teman-teman terbaik, dan sahabat bagiku tempatnya selalu di hati. Beberapa udah aku sebut di atas, dan poin ke-4 dibawah. 

4. Tempat Main dan Makan

Kalau lagi ingin sendiri, biasanya pulang dari kampus keluyuran ke Malioboro. Jalan dari ujung ke ujung. Inginnya dulu sama pacar (kalau ada) . Berhubung single fighter, asyik-asyik aja sih. Kalau pergi agak jauh, biasanya sama sahabatku. Beberapa kali, biasanya abis ujian dan acara ultah bikin acara makan-makan di mana gitu. Pergi rame-rame dan tetep judulnya refreshing.  Seringnya studi banding pantai to pantai. U named it Parangtritis, Depok, Glagahsari, dkk (lupa).

Aku juga ada partner in crime, kalo jalan sama dia, aku harus jadi pendengar yang baik. Ngomong ga boleh disela, critanya banyak banget terutama tentang pacar-pacarnya. Semacam keranjang sampah deh aku. Sama sahabat dan partner in crime ini, "ilmuku" tentang Jogja lumayan nambah. Satu lagi, tahu tempat-tempat oke kalau ada acara organisasi yang tkp-nya di luar. 

How about culinary ? ga suka yang manis-manis, tapi damn jatuh cinta rasanya kalau udah makan gudeg. Biasanya makan di Gudeg Yu Jum, jalan Wijilan. Kalau ke Jogja, tempat ini wajib kusambangin. Kebiasaan dengan makanan manis sempat bikin bobotku nambah. Pernah sampai 53 kg dan berasa gendut. Maklum biasanya 45-47 kg waktu smu.

5. Transportasi

Kangen naik bus kota, jalur 9. Nunggu si-bus ini nongol seperti ujian kesabaran. Udah gitu rutenya juga panjang. Jadi, mesti nyiapin waktu yang cukup tiap mau berangkat ke kampus. Ada sih bus jalur lain, trus  oper ke bus kampus. Tapi tetep milihnya nungguin jalur 9 ini. "Prestasi" lagi yaitu selama kuliah ga bisa naik motor dan waktu itu ga berminat bisa. Sesekali bareng sama teman. Masih ada ga ya si jalur 9 ini. 

Nulis ginian malah tambah kangen sama Jogja dan setiap sudutnya. Memang benar kenapa ada jarak supaya selalu ada rindu.. 

(no pics untuk postingan kali ini biarlah otentik tulisan saja)

-pengen segera take off ke Jogja -